
Arduino dan Raspberry Pi adalah dua platform populer di komunitas maker dan pendidikan STEM. Meskipun sama-sama compact dan terjangkau, keduanya sejatinya berbeda dalam arsitektur—Arduino adalah microcontroller, sedangkan Raspberry Pi adalah single‑board computer.
Arsitektur & Spesifikasi
- Arduino menggunakan mikrokontroler AVR (umumnya ATmega328) dengan clock ~16 MHz, RAM hanya beberapa KB, dan tanpa sistem operasi.
- Raspberry Pi berbasis prosesor ARM (Cortex‑A dari 700 MHz hingga 1,5 GHz+), RAM hingga 8 GB, serta menjalankan OS seperti Raspberry Pi OS.
Kemapuan dan Fungsi
- Arduino ideal untuk tugas real‑time, seperti membaca sensor atau mengendalikan motor—direksinya langsung, cepat, dan andal.
- Raspberry Pi mampu menjalankan aplikasi kompleks—web server, media player, AI, dan multimedia karena kemampuannya menjalankan full OS dan bahasa tingkat tinggi seperti Python, C++, Java.
Konektivitas & I/O
- Arduino menyediakan banyak pin I/O digital dan analog, PWM, serta protokol SPI/I²C secara langsung.
- Raspberry Pi punya GPIO, plus port HDMI, USB, Ethernet, Wi‑Fi/Bluetooth (pada model terbaru), dan mendukung HAT untuk fungsi lanjutan.
Konsumsi Daya & Harga
- Arduino lebih efisien energi (sekitar 200 mW) dan bisa dijalankan via USB 5 V langsung.
- Raspberry Pi butuh adaptor 5 V/3 A dan mengonsumsi jauh lebih banyak daya (~700 mW ke atas).
- Dari segi biaya, Arduino umumnya lebih murah (USD 10–50), sementara Raspberry Pi mulai harga sekitar USD 35 hingga 75 tergantung model.
Komunitas & Ekosistem
Kedua platform punya komunitas besar dan dokumentasi melimpah. Arduino unggul dalam proyek sensor/robotik sederhana, sementara Raspberry Pi ideal untuk aplikasi desktop‑like, IoT, dan multimedia.
Kesimpulan
Arduino dan Raspberry Pi bukan pesaing langsung, melainkan alat yang saling melengkapi. Pilih Arduino untuk efisiensi dan kecepatan I/O, Raspberry Pi untuk kekuatan komputasi dan fleksibilitas OS, atau gunakan keduanya dalam arsitektur hybrid untuk hasil optimal.